BMKG Ungkap Alasan Hujan Deras Masih Terjadi di Jabodetabek Meski Sudah Masuk Musim Kemarau

Nasional

Minggu, 04 Mei 2025 | 12:01 WIB
BMKG Ungkap Alasan Hujan Deras Masih Terjadi di Jabodetabek Meski Sudah Masuk Musim Kemarau
Ilustrasi hujan lebat di wilayah Jabodetabek. [X]

Meskipun secara kalender sudah memasuki musim kemarau, wilayah Jabodetabek masih dilanda hujan lebat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab cuaca ekstrem ini masih berkaitan dengan masa transisi musim yang belum sepenuhnya berakhir.

rb-1

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan bahwa pada Mei 2025, sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, masih berada dalam fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

"Secara umum, kondisi bulan Mei masih mencerminkan cuaca transisi, yang ditandai dengan panas terik di pagi hingga siang hari, lalu potensi hujan lokal pada sore atau malam," jelas Andri dalam keterangan tertulis, Minggu (4/5/2025).

rb-3

Ilustrasi hujan lebat. [X]

Andri mengungkapkan, bahwa salah satu faktor utama penyebab hujan di musim kemarau kali ini adalah aktivitas sistem atmosfer yang tidak biasa. Dalam beberapa hari terakhir, BMKG memantau adanya pembentukan bibit siklon tropis 92S yang mulai muncul sejak 2 Mei 2025 di wilayah perairan selatan Jawa Tengah.

"Bibit siklon 92S ini bergerak ke arah barat hingga barat daya, dan memicu terbentuknya area pertemuan angin atau konvergensi, yang memperbesar peluang hujan deras, angin kencang, hingga petir di berbagai wilayah Pulau Jawa," ungkapnya.

Fenomena ini juga menyebabkan peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot, serta gelombang laut yang mencapai 1,25 hingga 2,5 meter di Samudera Hindia selatan Jawa hingga Bali. Kondisi tersebut dikategorikan sebagai laut sedang (moderate sea), yang berisiko bagi aktivitas pelayaran.

Kendati bibit siklon 92S sudah tidak terpantau aktif sejak 4 Mei pukul 07.00 WIB, pola tekanan rendah yang sempat terkait dengan sistem tersebut masih terdeteksi dan dapat terus memengaruhi cuaca dalam beberapa hari ke depan.

Melihat perkembangan ini, BMKG kembali mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang, terutama di wilayah Jabodetabek yang beberapa hari terakhir dilanda hujan lebat.

Sebagai contoh, hujan ekstrem pada Sabtu (3/5/2025) kemarin, yang mengakibatkan genangan di enam RT dan satu ruas jalan di Jakarta.

Tag penyebab hujan di musim kemarau cuaca ekstrem Jabodetabek BMKG prakiraan cuaca Mei 2025 bibit siklon 92S

Terkini