Bulan Suro 2025 Kapan? Ini Mitos dan Pantangannya
Lifestyle

Bulan Suro menjadi salah satu bulan yang dinantikan oleh sebagian masyarakat Jawa. Suro juga bertepatan dengan bulan Muharram dalam kalender Islam.
Bulan Suro mencerminkan sinkretisme budaya Jawa dan Islam. Tradisi ini menggabungkan nilai-nilai spiritual Islam dengan kearifan lokal Jawa.
Di beberapa daerah, bulan ini juga dikaitkan dengan cerita mistis atau kepercayaan tentang kekuatan gaib, meskipun fokus utamanya tetap pada spiritualitas dan kebersihan hati.
Baca Juga: Kalender Jawa Weton 22 Agustus 2025: Jumat Legi Jarang Mengeluh Kendati dalam Kesulitan
Dilansir dari ejournal.kopertais4.or.id, kata Suro berasal dari Bahasa Arab, yaitu asyura yang artinya hari ke-10 Muharram.
Menurut aliran kepercayaan Islam-Jawa, kata Suro memiliki makna penting, yakni 10 hari pertama bulan Suro merupakan waktu yang paling keramat.
Kapan Malam 1 Suro 2025?
Baca Juga: Kalender Jawa 2025 Lengkap Dari Januari Sampai Desember! Ada Link dan Weton
Tradisi Malam Satu Suro merupakan upacara adat yang menjadi budaya turun temurun di sebagian masyarakat Jawa.
Tradisi ini bermula dari penggabungan antara Kalender Saka dengan Kalender Hijriah menjadi Kalender Jawa oleh Sultan Agung di zaman pemerintahannya yakni pada tahun 1613-1645 Masehi.
Merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Ditjen Bimas Islam Kemenag, 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada 27 Juni 2025.
Itu artinya Malam 1 Suro 1959 jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025. Sementara 10 Muharam pada Minggu Wage, 6 Juli 2025.
Bulan Suro 2025 berlangsung selama 29 hari, berakhir pada Jumat Pon, 25 Juli 2025. Setelah itu, bulan Sapar dimulai pada Sabtu Wage, 26 Juli 2025.
Rincian Tanggal Penting Bulan Suro 2025
- 1 Suro 1959 Jawa / 1 Muharram 1447 H: Jumat Kliwon, 27 Juni 2025
- 10 Suro 1959 Jawa / 10 Muharram 1447 H: Minggu Wage, 6 Juli 2025
- 29 Suro 1959 Jawa (hari terakhir): Jumat Pon, 25 Juli 2025
- 1 Sapar 1959 Jawa: Sabtu Wage, 26 Juli 2025.
Mitos dan Pantangan Bulan Suro
Terdapat beberapa pantangan yang biasanya dihindari masyarakat di bulan suro, antara lain:
1. Mengadakan Pesta atau Perayaan Besar
Menggelar acara seperti pernikahan, khitanan, atau pesta besar sering dihindari karena bulan Suro dianggap waktu untuk introspeksi dan ketenangan, bukan kemeriahan.
Keyakinan ini muncul karena energi spiritual bulan Suro dianggap kuat, sehingga acara besar bisa "mengganggu" keseimbangan.
2. Pindah Rumah
Pindah rumah dianggap kurang baik karena dipercaya dapat mengundang energi negatif atau mengganggu stabilitas keluarga di tempat baru.
Bulan Suro dianggap bukan waktu yang tepat untuk memulai sesuatu yang bersifat permanen seperti pindahan.
3. Bepergian Jauh di Malam Hari
Bepergian, terutama pada malam satu Suro, sering dihindari karena dipercaya sebagai waktu ketika dunia gaib lebih aktif, yang bisa membawa risiko spiritual.
Beberapa daerah mempercayai bahwa malam Suro adalah saat "lelaku gaib" (aktivitas makhluk tak kasat mata) meningkat.
4. Memotong Rambut atau Kuku di Malam Hari
Meskipun ini adalah pantangan umum dalam budaya Jawa, di bulan Suro pantangan ini lebih ditekankan, terutama pada malam hari, karena dianggap bisa mengundang energi negatif.
5. Melakukan Tindakan yang Mengundang Konflik
Masyarakat dianjurkan untuk menjaga ucapan dan perbuatan agar tidak memicu pertengkaran atau konflik, karena bulan Suro adalah waktu untuk menjaga kedamaian batin dan sosial.
Generasi modern mungkin tidak mematuhi semua pantangan, tetapi banyak yang tetap menghormati bulan Suro sebagai waktu untuk refleksi dan menjaga sikap hati-hati.