Dunia Musik Heavy Metal Berduka, Ozzy Osbourne Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
Lifestyle

Dunia musik heavy metal berduka. Ozzy Osbourne, vokalis legendaris band Black Sabbath yang dikenal sebagai “The Prince of Darkness” atau Pangeran Kegelapan, meninggal dunia di usia 76 tahun.
Kepergiannya menandai akhir dari era keemasan salah satu ikon terbesar dalam sejarah musik rock dan metal dunia.
Meskipun penyebab pasti kematian Ozzy Osbourne tidak diumumkan secara resmi, publik mengetahui bahwa musisi asal Inggris ini telah lama berjuang melawan penyakit Parkinson yang rumit dan melemahkan.
Baca Juga: Apa Itu Parkinson? Penyakit yang Bikin Ozzy Osbourne Meninggal Dunia
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi kesehatannya kian memburuk, dan ia beberapa kali menjalani operasi.
Diagnosis penyakit Parkinson yang diderita Ozzy Osbourne pertama kali diumumkan ke publik pada tahun 2020, meskipun sebenarnya ia sudah menerima diagnosis itu sejak tahun 2003.
Dalam sebuah wawancara emosional bersama Good Morning America, Ozzy mengungkapkan betapa menantangnya hidup dengan kondisi tersebut.
“Ini sangat menantang bagi kami semua,” ungkapnya kala itu, sembari menyebut bahwa ia tetap berusaha tampil dan tur meskipun tengah menjalani perawatan intensif.
Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang menyebabkan kerusakan sel saraf di otak, terutama di area ganglia basal.
Penyakit ini berkembang perlahan namun pasti, menyebabkan tremor, otot kaku, gerakan lambat, hingga gangguan keseimbangan dan mobilitas.
Mutasi Gen PRKN dan Keterkaitannya dengan Kematian Ozzy Osbourne
Ozzy Osbourne bukan hanya berjuang melawan Parkinson biasa, tetapi juga varian yang berkaitan dengan mutasi gen PRKN, salah satu jenis penyakit Parkinson yang bersifat genetik.
Gen PRKN berperan penting dalam menjaga fungsi mitokondria, pusat energi sel. Kerusakan pada gen ini dapat mengganggu produksi protein penting dan mempercepat kerusakan sel saraf di otak.
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 200 mutasi pada gen PRKN telah dikaitkan dengan bentuk Parkinson yang lebih cepat progresinya.
Meskipun belum ada penjelasan ilmiah yang sepenuhnya tuntas, para ahli percaya mutasi ini bisa mempercepat degenerasi sistem saraf pusat dan menyebabkan gejala lebih dini.
Gaya Hidup Ekstrem dan Kemungkinan Faktor Pendukung
Legenda musik heavy metal, Ozzy Osbourne. [Instagram]Dalam perjalanan hidupnya, Ozzy Osbourne dikenal dengan gaya hidup liar, penggunaan zat adiktif, dan kehidupan malam penuh ekses.
Ia kerap secara terbuka mengisahkan pengalamannya dengan alkohol dan narkoba dalam berbagai wawancara.
Banyak pihak menduga bahwa pola hidup ekstrem tersebut turut memperburuk kondisi Parkinson yang dideritanya.
Namun terlepas dari semua kontroversi dan kerentanan fisik yang ia alami, Ozzy tetap aktif di dunia musik hingga beberapa tahun terakhir.
Bahkan saat menggunakan alat bantu berjalan, ia tetap berusaha tampil dalam konser meski terbatas.
Warisan Sang Pangeran Kegelapan Tak Akan Pernah Redup
Ozzy Osbourne. [Instagram]Ozzy Osbourne meninggal dunia setelah meninggalkan warisan musik yang luar biasa dan pengaruh besar terhadap dunia rock dan metal.
Bersama Black Sabbath, ia menciptakan genre musik yang memengaruhi jutaan penggemar dan musisi lintas generasi.
Kepergian Ozzy Osbourne tak hanya menyisakan duka, tetapi juga membuka diskusi lebih luas mengenai penyakit Parkinson, mutasi gen PRKN, serta pentingnya gaya hidup sehat bagi musisi di usia senja.
Selamat jalan, Prince of Darkness. Musikmu akan abadi.