Sumpah Jenderal Iran! Bakal Serang Israel sampai Netanyahu Bertekuk Lutut
Nasional

Iran bersumpah akan terus menggempur Israel sampai Perdana Menterinya Benjamin Netanyahu dibuat tak berdaya dan bertekuk lutut.
Sumpah itu terucap dari seorang jenderal militer tertinggi Iran Jenderal Abdolrahim Mousavi.
Dalam pernyataan video, seperti dilansir Press TV, Selasa (24/6/2025), Abdolrahim Mousavi, yang menjabat Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, menegaskan operasi pembalasan terhadap Israel, yang diberi nama Operation True Promise III, akan terus berlanjut tanpa gangguan.
Baca Juga: Timur Tengah Semakin Memanas, Giliran Irak yang Tembak Drone ke Israel
Tak akan Biarkan Kejahatan yang Dilakukan Israel dan Amerika
Jenderal militer tertinggi Iran Jenderal Abdolrahim Mousavi menegaskan tak akan membiarkan kejahatan yang dilakukan Israel dan Amerika. [Instagram]
Mosavi mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat (AS) "tidak akan dibiarkan begitu saja" terlepas dari seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan-serangan musuh.
Baca Juga: Ambisi Zhipu AI Asal China Pimpin AI Global, Amerika Diambang kekalahan
"Sifat dasar dari tindakan kriminal ini tidak akan dibiarkan tanpa respons, terlepas dari tingkat kerusakannya," ucap Mousavi, dalam pernyataan pada Senin (23/6/2025), merujuk pada pengeboman AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) dini hari.
Dia menyebut keterlibatan Presiden AS Donald Trump dalam perang antara Iran dan Israel sebagai upaya putus asa untuk menyelamatkan Tel Aviv, khususnya Netanyahu, yang dia gambarkan sebagai "proksi gagal" Amerika di kawasan tersebut.
"Trump, setelah menyaksikan tumbangnya Netanyahu di bawah beban kekalahan, memutuskan untuk memberinya pernapasan buatan melalui tindakan sembrono ini," sebut Mousavi dalam pernyataannya.
Pesawat Pengebom AS Targetkan Fasilitas Nuklir di Iran
Ilustrasi pesawat pengebom AS. [Instagram]
Pesawat-pesawat pengebom AS, atas perintah langsung Trump, menargetkan tiga fasilitas nuklir di Iran: Isfahan, Natanz, dan Fordow, pada Minggu (22/6/2025) dini hari, yang memicu reaksi keras.
Serangan Washington itu terjadi saat Teheran terlibat aksi saling serang dengan Tel Aviv selama sepekan terakhir.
Serangan Israel yang dimulai pada 13 Juni lalu menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, dengan Tel Aviv mengklaim serangannya bertujuan mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.
Iran melancarkan pembalasan dengan menembakkan rentetan rudal dan meluncurkan serangan drone ke wilayah Israel.
Teheran juga baru saja melancarkan serangan terhadap sebuah pangkalan militer AS yang ada di Qatar, sebagai pembalasan atas pengeboman Washington.
Usai pangkalan AS diserang, Trump mengumumkan gencatan senjata telah disepakati oleh Iran dan Israel. Namun Teheran membantah adanya gencatan senjata.