Whoosh Bisa Bangkrut Tanpa Turis Malaysia? Sumbang Penumpang Tertinggi

Otomotif

Rabu, 14 Mei 2025 | 16:37 WIB
Whoosh Bisa Bangkrut Tanpa Turis Malaysia? Sumbang Penumpang Tertinggi
Kereta Cepat Jakarta–Bandung Whoosh. (Instagram @keretacepat_id)

Sejak mulai beroperasi, layanan Kereta Cepat Jakarta–Bandung Whoosh mencatatkan lebih dari 200.000 penumpang mancanegara yang sebagian besar berasal dari Malaysia.

rb-1

Informasi tersebut dikonfirmasi oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan turut dibagikan ulang melalui laman Facebook ASEAN Culture & History serta MalaysiaHub.

Data KCIC untuk periode Januari hingga Maret 2025 menunjukkan bahwa sebanyak 87.077 warga negara asing (WNA) telah menggunakan layanan kereta cepat ini.

Baca Juga: Kecelakaan di Perlintasan Sebidang Tak Berpalang Bandung Barat, Mobil Vs Feeder Whoosh

rb-3

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. (Instagram @keretacepat_id)

Angka tersebut melonjak 79,9 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2024, yang mencatat 48.391 penumpang asing.

Menariknya, Malaysia muncul sebagai negara penyumbang penumpang terbanyak, mengungguli pelancong dari Singapura dan Tiongkok.

“Lonjakan ini menunjukkan bahwa Kereta Cepat Whoosh menjadi salah satu moda transportasi pilihan utama wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia,” ujar Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI), Anne Purba.

Baca Juga: Uji Dinamis Kereta Cepat Jakarta Bandung Hanya 80 Km Per Jam

Antusiasme wisatawan asal Malaysia juga mendapat perhatian warganet Indonesia, khususnya dari Bandung.

Dilansir dari mekanika.co.my, salah satu netizen berkomentar di media sosial menyebut, “Tanpa turis Malaysia, mereka (Whoosh) bisa-bisa bangkrut.”

Meski bernada candaan, komentar tersebut mencerminkan peran penting wisatawan asing dalam menyumbang pendapatan operasional layanan ini.

Menurut Anne, peningkatan jumlah penumpang asing juga didukung oleh sistem pelayanan yang ramah pengguna. Mulai dari proses pembelian tiket secara digital hingga penyediaan informasi perjalanan dalam bahasa Indonesia dan Inggris, semua dirancang untuk mempermudah pengalaman penumpang asing.

“Pelayanan kami tak hanya menekankan kecepatan dan ketepatan waktu, tetapi juga mengutamakan kenyamanan, keamanan, serta fasilitas modern berstandar tinggi,” lanjutnya.

Namun, di balik pencapaian jumlah penumpang, proyek ambisius kereta cepat ini masih menghadapi tantangan finansial serius.

Data resmi mencatat bahwa proyek Whoosh mengalami kerugian signifikan pada tahun pertamanya. Defisit sebesar Rp3,15 triliun tercatat pada akhir 2023.

Para penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. (Instagram @keretacepat_id)

Bahkan, pada semester pertama 2024, konsorsium BUMN yang mengelola proyek ini—termasuk PT KAI—membukukan kerugian lebih besar, yakni mencapai Rp3,53 triliun.

Kerugian besar ini terutama disebabkan oleh tingginya biaya konstruksi dan pembiayaan proyek, yang sebagian besar diperoleh dari pinjaman luar negeri, termasuk dari Tiongkok.

Beban utang dan pembayaran bunga yang tinggi terus menekan arus kas proyek, membuat potensi keuntungan masih sulit dicapai dalam waktu dekat.

Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap menaruh harapan besar pada Whoosh sebagai simbol kemajuan teknologi nasional dan upaya integrasi kawasan Jabodetabek–Bandung yang lebih modern dan efisien.

Tag Malaysia Kereta Cepat Whoosh

Terkini