Di Tengah Hujatan Netizen, Ryan Adriandhy Tanggapi Polemik Film Merah Putih: One For All
Lifestyle

Film animasi Merah Putih: One For All tengah menjadi sorotan publik usai menuai banyak kritik tajam di media sosial. Netizen ramai-ramai menilai kualitas film ini buruk dan mempertanyakan alasan penayangannya.
Kontroversi ini semakin hangat setelah muncul dugaan bahwa film tersebut merupakan proyek pemerintah menjelang peringatan Kemerdekaan RI.
Ada pula spekulasi dukungan dari lembaga-lembaga pemerintah yang membuat film ini mendapatkan jadwal tayang di tengah padatnya antrean film lokal.
Baca Juga: Jadi Produser Eksekutif Warkop DKI Kartun, Indro Singgung Lestarikan Warisan Warkop DKI
Di tengah panasnya perbincangan publik, sutradara Ryan Adriandhy ikut bersuara untuk memberikan tanggapan singkat.
"Pagi teman-teman. Mention-nya masuk semua. Saya baca, namun saya merasa tidak ada yang perlu saya komentari lagi," ujar Ryan Adriandhy.
Baca Juga: Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba The Movie: Infinity Castle Tayang Kapan di Indonesia?
"Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan nggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik," tambahnya.
Sutradara yang melahirkan film animasi terlaris di Indonesia, JUMBO itu pun mengajak semua pihak untuk melangkah maju. "Let’s focus on better things," pungkas Ryan Adriandhy.
Sebelumnya, sutradara Hanung Bramantyo juga ikut menyoroti masalah ini lewat unggahan Instagram Story. Ia mempertanyakan alasan film tersebut harus buru-buru tayang, bahkan menyebut ironis karena bisa mendapat jadwal di bioskop.
Sinopsis Merah Putih: One For All
Film animasi Merah Putih: One For All. (YouTube)
Film Merah Putih: One For All adalah animasi anak yang mengangkat semangat kebangsaan melalui kisah petualangan seru.
Ceritanya mengikuti delapan anak dari berbagai latar budaya yang tergabung dalam Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka. Misi mereka dimulai ketika bendera yang biasanya dikibarkan setiap 17 Agustus tiba-tiba hilang secara misterius.
Anak-anak dari suku Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa ini harus menembus berbagai rintangan alam demi menyelamatkan bendera.
Perjalanan mereka menghadirkan tantangan berupa hutan lebat, sungai deras, badai, hingga perbedaan karakter yang memicu konflik. Namun, semangat gotong royong dan rasa cinta tanah air membuat mereka semakin kompak.
Selain menyajikan aksi penuh ketegangan, film ini juga sarat akan pesan persahabatan, toleransi, dan nasionalisme. Anak-anak diajak untuk memahami makna persatuan sejak dini lewat kisah yang menghibur sekaligus menginspirasi.